Beberapa waktu terakhir, ada seseorang yang membuat bunga-bunga di hati bermunculan. Ia jadi panutan, Referensi bacaan, Sumber candaan. Terlalu banyak waktu untuk mencintai orang lain Sampai lupa diri, Lupa mencintai diri sendiri. Beruntungnya ada orang yang menyadarkan, Di tengah hiruk pikuk fanatisme pada yang jauh, Seseorang lain mendekat, Ia yang tahu tetapi biasa saja, Mengikuti tetapi tidak terlalu memahami. Ternyata benar, Dirinya biasa saja, Keren, iya. Tetapi biasa saja Cerdas, iya. Tetapi banyak juga yang cerdas seperti itu. Cinta sudah membutakan bahwa dia sempurna. Tentu tidak sesempurnya yang diidamkan, tetapi pasti cukup menjadi sosok ideal yang bisa dibayangkan. Ah, iya. Selama ini aku terlalu melebih-lebihkan semuanya. Mengatakan bahwa ia luar biasa, Seolah ia pusat semesta. Sampai waktu ketika kau berkata, Bahwa kau tak tertarik dengannya. Kalimat itu yang membuatku berpikir, Apa yang membuat ia menarik? Ah, sepertinya memang biasa saja Tidak seker
Aku biasa minum jus alpukat. Kadang juga baca buku.