Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Putus

Lupa. Sudah sampai mana cerita Jogja-jogja kita? Apakah tentang pertemuan di mini market dekat stasiun? Atau sudah sampai pada obrolan makan siang di trotoar malioboro? Atau malah sampai pada senja ketiga ketika aku memutuskan meninggalkanmu? Kamu jahat! Kau tahu itu. Kenapa kamu pergi? Aku takut melukaimu, Sebab, katamu aku jahat. Bodoh! Apalagi itu! Kau memang mengenalku dengan baik. Keras kepala! Sepertinya itu juga. Aku mau putus, ucapmu. Baiklah. Kau yang memutuskanku.  Kamu jahat! Aku tahu,  Kau sudah mengatakan itu tadi.

Melempar; terlempar

Siang yang diselingi angin sepoi-sepoi. Berjalan menyusuri jalan setapak, kemudian menaiki anak tangga. Aku sampai di atas, bersamaan pula dengan kamu yang keluar ruang laboratorium. Masih dengan kacamata minus dan jaket parka seperti biasanya. Itu pertama. Kedua kali di hari yang sama. Saat itu aku sedang duduk santai di ruang lab, bercanda dengan kawan. Kamu, memasuki ruangan, menjemput ransel di kursi belakang. Kemudian, ketiga kali. Aku hendak keluar lab, menyusuri lorong, ternyata kamu di sana. Berubah posisi dari jongkok menjadi berdiri. "Permisi, Mas," ucapku. Di lain hari, aku berjumpa denganmu yang memakai setelah rapi. Kemeja putih, celana hitam, sepatu hitam, lengkap dengan dasinya. Sewaktu aku lewat, kamu merubah posisi dari jongkok jadi berdiri. "Permisi, Mas." Selalu itu ucapku. "Permisi," ucap seseorang yang melewatiku. Aku tersadar. Memandang lagi lurus ke depan. Kemeja putih, celana hitam, sepatu hitam, lengkap dengan dasi (kali ini dasi k

cita-cita sederhana

2in. Terdengar sederhana sekali, ketemu bang Dzawin, ngopi bareng. Tapi ada makna yang tersirat.  Aku, buat ketemu bang Dzawin gabisa tiba-tiba ketemu. Aku perlu menjadi mengagumkan terlebih dahulu. Karena apa? Bang Dzawin belum kenal aku. Maka sebelum semua terjadi, langkah pertama adalah memperkenalkan diri. Dengan catatan, dengan cara yang elegan. Aku ingin menjadi penulis dulu, seenggaknya nulis 1 buku. Kemudian bisa menginisiasi suatu program di desa. Untuk hal itu, udah ada gambaran sih,  sepertinya terkait literasi dan kesehatan anak-anak. Pengen buat perpus juga. Dan yang paling penting, harus menjadi intelektual muslim terlebih dahulu. Terdengar sangat rumit. Padahal kalau mau ketemu mah tinggal ketemu Aa. Sayangnya butuh duit banyak. Tapi terlepas dari itu, ngopi sama bang Dzawin sebenarnya bukan sekadar ngopi. Harusnya bisa jadi sarana mendekatkan hati, bertukar pikiran, dan menghidupkan pemikiran. Itu sebabnya aku harus banyak belajar terlebih dahulu.  Masih ban

yang Terlewat

Kadang kita amat menyesal ketika melewatkan sesuatu. Tetapi kita lupa, kadang sesuatu menjadi lebih baik ketika ada yang terlewat. Gw selalu pengen balik ke tahun 2014. Ada satu hari yang paling nggak pengen gw lewatkan. Hari di mana harusnya gw pergi ke Solo, ketemu bang Dzawin. Gw selalu inget di hari itu gw nangis. Gagal ketemu, berakhir dengan cuma dapet tanda tangan di selembar kertas. Sampai sekarang gw masih berandai-andai, kalo aja waktu itu ketemu. Aish! Tapi di beberapa waktu gw sadar, kadang memang nggak harus ketemu dulu. Biar hal itu masih jadi mimpi. Mimpi yang sampai sekarang masih selalu ingin gw capai. Mimpi yang bikin gw mencari cara untuk ketemu bang Dzawin dengan cara yang lebih elegan. Memang belum kesampaian. Tapi semoga, segera. 28 september 2019 juga jadi tanggal yang sangat dikenang. Gagal lagi untuk bertemu salah satu komika, bang Indra. Hari itu harus pulang ke rumah. Ada acara di rumah, dan harus pulang meskipun cuma sebentar. Ternyata, kepulangan itu jadi k

Kompetisi Foto dan Video Cegah Covid-19

Kompetisi Foto dan Video Cegah Covid-19 merupakan kompetisi dengan tujuan kampanye gerakan pencegahan Covid-19. Diselenggarakan oleh KKN UNS Relawan Covid-19 di Desa Randu. Bagikan foto dan/video kamu di media sosial! Kampanyekan gerakan cegah penyebaran Covid-19 di Desa Randu! Hadiah berupa pulsa masing-masing senilai 50ribu untuk 3 orang pemenang. Syarat dan ketentuan: Peserta merupakan warga Desa Randu , tidak ada batasan usia Akun peserta harus merupakan akun pribadi dan bersifat publik ( tidak dikunci ) Pembuatan foto/video dengan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan Covid-19 Foto/video berisi edukasi, informasi positif, atau ajakan upaya lawan Covid-19 (contoh: video cara cuci tangan, foto ajakan memakai masker, atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan upaya kamu mencegah penularan Covid-19) Konten tidak mengandung SARA dan pornografi Peserta dapat memilih salah satu atau lebih media sosial yang digunakan (Facebook, Instagram, Twitter, atau WhatsApp)

Jatuh Cinta kemudian Bercita-Cita

Kita menjadi amat menggebu-gebu soal cinta. Tak ada semenit tanpa memikirkannya. Tak ada ruang lain untuk hal lainnya. Mungkin ada, seperti mimpi.  Ketika jatuh cinta, manusia mendamba bisa memiliki. Harapannya agar bahagia. Seolah ia menjadi pusat semesta.  Tolong, sadari bahwa banyak hal yang bisa kamu cintai. Musik, lukisan, makanan, buku-buku, juga hatimu. Jangan lupa, kamu bahkan memiliki dirimu tanpa mencintai. Pahit sekali.  Lupa mencintai, sibuk bercinta.