Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Italic Font, underlined : Love

"Rasionalku terbang entah kemana, Atau bahkan luntur diguyur hujan." Dari Solo, untukmu, yang tercinta. Teruntuk ayah, sebagai lelaki pertama yang telah membuat aku jatuh cinta, Terima kasih untuk teladan yang benar. Biarkan aku jatuh cinta, pada lelaki lain. Tenang saja, aku tak akan melupakan engkau, pun jika ia lebih hebat, maka engkaulah yang menjadi patokan, bahwa ia lelaki yang pantas untuk menjaga putri bungsumu. pun jika ia punya lebih banyak kelemahan daripada engkau, tak apa, selagi engkau ada, mungkin ada saatnya kau juga perlu membimbing ia, anakmu yang ke sekian, anak lelakimu.

Melangitlah Wahai Cinta

Peluk aku bersama mimpimu. Atau lepaskan aku karena cintamu. Kita terlalu dekat untuk sekedar beranjak. Tak usah lagi bicara rasa. Yang bahkan tak pernah mutlak itu cinta. Bersama nyanyian dan petikan gitar, Raihlah mimpimu, dan aku akan meraih mimpiku. Berdo'a saja, kita temukan jalan yang berbeda. Agar aku tak perlu lagi mengusikmu, menjadikanmu yang kedua pada cinta. Dan jangan khawatir, karena aku tetap merengkuhmu dalam panjatan do'aku. Aku tak akan mengusik! Terbanglah bersama cita - citamu.

2 Nyawa

Aku jatuh. Pada masa lalu yang berembun. Apa aku hina? Karena mendua pada insan? Bukan aku tak mencegah. Sudah, aku bahkan tak mendatangi keramaian. Berharap agar ini tak muncul lagi ke permukaan. Tapi tetap saja. Maaf. Aku menangis karena malu pada diriku. Yang mudah sekali jatuh pada keduamu. Esok lusa mungkin jadi 3 dan seterusnya. Aku menangis karena bingung, kepada siapa seharusnya aku memuja. Aku mudah sekali mencinta, dan sulit sekali untuk lupa. Mungkin aku terbawa sekte menolak lupa olehmu. Karena aku cinta pada sang kedua. Tapi aku kembali mengingat, bahwa yang kedua pernah jadi yang pertama. Dulu, dahulu sekali. Sekarang aku punya pratama ku sendiri. Yang namanya bukan lagi kamu. Ia yang sekarang menjadi prioritasku Maafkan aku, sang prioritas ku. Maaf untuk aku yang kini mendatangi masa laluku. Dan maaf untuk egoisku yang masih tetap merengkuhmu. Dua , aku ingat sekali. Aku menolak lupa tentang hal itu. Tentang aku yang terlalu pagi mengenalmu. Dan ter