Aku memulai bulanku dengan sisa - sisa agustus. Satu bahagiaku tertinggal disana. Dia, lelaki yang aku suka, di hari selasa duduk disebelahku.
Aku memang ingin bersanding dengannya. Tapi tidak sekarang, nanti saja kalau sudah halal.
Aku memang ingin bersanding dengannya. Tapi tidak sekarang, nanti saja kalau sudah halal.
Di suatu sore, aku menemukan tatapan mata itu lagi. Sorot mata yang tak kumengerti.
Ah, aku ingin lupa hal itu sebenarnya. Ingin memulai bulan baru dengan harapan baru. Dua tahun aku mencintai seperti itu, aku bosan. Harusnya bulan ini aku sudah move on. Tapi kadang memang malas beranjak dari kenyamanan. Ya, aku nyaman ada di samping bayangannya. Aku nyaman dengan tatapan semunya. Aku nyaman bersandar di bahu kenangannya. Aku juga nyaman dengan khayalan masa depan dengannya. Anggap aku gila. Tapi ini cinta ma men!
Ah, aku ingin lupa hal itu sebenarnya. Ingin memulai bulan baru dengan harapan baru. Dua tahun aku mencintai seperti itu, aku bosan. Harusnya bulan ini aku sudah move on. Tapi kadang memang malas beranjak dari kenyamanan. Ya, aku nyaman ada di samping bayangannya. Aku nyaman dengan tatapan semunya. Aku nyaman bersandar di bahu kenangannya. Aku juga nyaman dengan khayalan masa depan dengannya. Anggap aku gila. Tapi ini cinta ma men!
Sebenarnya memang tak baik seperti ini terus menerus. Aku bahkan takut dibuat gila oleh cinta. Pernah dengar kisah Laila majnun? Aku tak mau berakhir seperti Laila. Semoga aku rasional dan sadar. Aku akan memulai september baruku. Apapun yang terjadi di bulan ini, semuanya akan tetap baik. Tak ada yang bersalah. Aku, hanya perlu ikhlaskan. Menerima semuanya dengan lapang dada. Macam kata Baba Duta, "kau harus bisa, bisa berlapang dada. Kau harus bisa, bisa ambil hikmahnya~".
Komentar
Posting Komentar